KATA PENGANTAR dari EDITOR pada PENERBITAN
“INDONESIA DALAM GELORA INTERNASIONAL”
Tulisan terakhir (yang tak terselesaikan) dari tangan
Dr. G.S.S.J. Ratu Langie (1949)
Pada kesempatan ini dirasakan perlu untuk memberikan beberapa keterangan sebagai pengantar jika membaca naskah berikut.
Diawal tahun 2004 saya merapihkan dokumen-dokumen dalam berkas peninggalan Ibu saya: Alm. Ibu M.C.J. Ratu Langie-Tambajong. Disana saya menemukan beberapa naskah tulisan Ayah saya: Alm. Dr. G.S.S.J. Ratu Langie; antara lain satu naskah yang tidak lengkap, d.p.l. tidak sempat dirampungkan oleh penulis. Judul yang tercantum diatasnya adalah “Indonesia dalam gelora internasional”.
Masa tahun 1948 dan 1949 bagi Ayah saya sangat turbulen; yakni beliau mengalami pembebasan dari pembuangan di Serui (Maret 1948) dan transportasi ke Jogya. Dalam perjalanan dengan kereta api dari Surabaya ke Jogya beliau beserta keenam rekan sebuangan sempat diterima oleh kalangan KRIS di Madiun yang pas kebetulan hari-hari itu memperingati HUT pertama. Setelah menghadiri perayaan perjalanan diteruskan ke Jogya. Di Jogya rombongan tujuh itu diterima oleh Presiden Pertama Republik Indonesia: Ir. Soekarno.
Namun dibulan Desember tahun itu juga beliau ditangkap lagi dan diinternir pula oleh Belanda yang menyerbu Jogya (Agresi kedua). Kali ini diinternir di Istana Presiden Jogya. Disini beliau bersama belasan pemimpin-pemimpin lainnya diharuskan menunggu transportasi ketempat buangan yang lain.
Ternyata diantara tahanan-tahanan ini ada beberapa, antara lain beliau, yang ditranspor via Jakarta. Kami anak-anak beserta ibu berkesempatan mengunjungi beliau setiap sore. Setelah beberapa waktu beliau dilepaskan karena kesehatannya semakin memburuk (Pebruari 1949) sedangkan tahanan yang lainnya diangkut ke Sumatra tempat buangan yang baru. Disaat-saat itulah beliau bermaksud menerbitkan sebuah buku dan beliau bersama dengan Bapak Tobing, rekan yang juga teman sepembuangan sedang mencari pendekatan kepada beberapa pihak untuk penerbitan buku ini.
Akan tetapi kelihatannya pengalaman-pengalaman dan penderitaan-penderitaan yang dialaminya dibulan-bulan terakhir tidak memungkinkan beliau untuk menyelesaikan karya tulis yang ini, hal mana saya sangat sesalkan karena justru Bab-bab yang seharusnya menyusul pasti akan menyajikan buah pikiran beliau yang dapat membantu kita KINI dalam upaya mencari satu visi yang jelas kemasa depan untuk Indonesia.
Adalah pendapat saya bahwa Bab-bab yang ada seakan-akan merupakan ancang-ancang yang dapat memberikan kesan bahwa pikiran Sam Ratu Langie ditahun 1949 itu sudah melayang jauh kedepan.
Demikianlah kiranya kata-kata yang perlu saya sampaikan untuk mengantarkan karya terakhir Ayah saya kepada Anda. Terima-kasih atas perhatian Anda
Salam sejahtera Ibu. Saya senang membaca isi blog anda. Saya juga baru membuat blog untuk menghimpun berbagai informasi tentang sejarah daerah kelahiran saya. usia saya sekarang 41 tahun. disiiplin ilmu yang sekarang saya geluti sekarang bukanlah ilmu sejarah, tetapi peternakan. Namun hati saya tergerak untuk meneruskan amanah ibu saya sebelum beliau meninggal tahun 2000 lalu. Ibu saya banyak menghimpun dokumen, dan menyimpan naskah naskah kerajaan dari leluhur saya. Saya lahir di Donggala dan besar di Palu. Dokumen sejarah yang saya maksud adalah dokumen kerajaan Banawa. Sebelum beliau meninggal naskah lontaraq yang tersimpan sama kami telah diterjemahkan dan disimpan di musium Belanda Leiden dalam bentukchip / mikrofilm. Usaha ini kalau saya tidak salah ingat adalah kerjasama dengan Unhas. Namun lebih dari itu bayak peristiwa peristiwa sejarah yang terekam dalam naskah buku ibu yang disusun berdasarkan dokumen yang ada dan dikaitkan dengan tahun yang sama dari berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia. Ibu saya almarhum bernama Andi Masulun Laparenrengi Lamarauna putri tertua dari raja Banawa ke-12 : Laparenrengi Lamarauna (L.Lamarauna) . saya yakin mungkin ibu banyak mengetahui informasi yang ada hubungannya dengan Donggala, dengan almarhum mendiang kakek saya. sekiranya ada dokumen yang berhubungan dengan sejarah daerah saya, saya berharap Ibu mau berbagi informasi. trimakasih
Salam sejahtera!Terima kasih dan TERUSKAN Ibu Damayanti! Sejarah dilihat dari berbagai sudut sorotan akan membawa kita kepada peningkatan pengertian akan masa KINI.
Dik Damayanti. Maaf keterlambatan menjawab komentar Anda dan Trims untuk info.
Saya respek kepada Anda apa lagi mengenai Sejarah Kerajaan Banawa. Itu ‘kan tak banyak orang yang tahu. Kalau tidak dilestarikan sekarang mungkin anak2 kita kurang faham untuk meneruskan karena linkage-nya sudah agak jauh.
Ada satu anak saya di Toronto (bekerja) sangat tertarik dengan sejarah khususnya Kerajaan2 di Kawasan Indonesia Bagian Timur dimasa dulu dan maunya bikin satu seminar misalnya di Manado. Siapa tahu bisa terlaksana. Kita terus kontak,ya.
Anda kini berdiam dimana? Saya sekarang di Pineleng, pinggiran kota Manado.
Futurolog indonesia, salah satu intelektual prestisius bersama dua kamerad yakni husni thamrin soetardjo merupakan 3serangkai paling horor di volksraad kala itu, dan paling disegani belanda krn kecerdasan mereka” sulut pantas berbangga”,..
Ibuk lani, jikalau berkenan dan berkesempatan saya ingin berjumpa dan berdiskusi seputar opa sam,..”