Mengangkat lagi perihal Jalan Sam Ratulangi no 26-28

Tentang sejarah patung 1/2 badan SRMengangkat lagi perihal Jalan Sam Ratulangi no 26-28

2 September 2008
2 September 2008

Di bawah ini ada “notes” yakni kopy  komunikasi per email yang saya copy/paste  dari satu flashdisk lama file berjudul “Notes Harry”  dilihat tanggalnya “25  April 2010” sudah hampir dua tahun, ya…, en toch, BELUM LUPA……

Harry Kawilarang
Padahal sekolah ini menjadi kebanggaan masyarakat Jakarta sekaligus memperlihatkan pengabdian guru-guru asal Minahasa mengisi pembangunan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Namun sangat disayangkan, nilai-nilai “Memanusiakan Manusia” peninggalan Dotu Ratu Langie begitu mudah luntur dikalangan penentu kebijakan untuk melanjutkan pendidikan masyarakat.
April 14 at 10:06am ·

Indra Rondonuwu
Jamang qta basekolah di KRIS masih banya tuama deng wewene Kawanua basekolah di sana. Kalo lia itu foto papan dari Yayasan Perguruan “KRIS” ini mungkin berumur sejak berdiirnya sekolah ini? Masih tetap berdiri tegak namun apakah bangunannya yg dulu merupakan asrama guru-guru dan para keluarganya masih tegak berdiri karena bangunannya lebih dari 55 … See Moretahun? Apakah masih laik utk ditempati atau sudah tambal sulam tapi masih ditempati oleh para penghuni lama mungkin sudah turunan ke 3 ato 4? Bagi para ex murid Perguruan KRIS ini sdh sepantasnya memikirkan atau ikut sumbangsih sesuatu demi berdirinya serta pelestarian daripada peninggalan Pahlawan Nasional MINAHASA DR. Sam Ratulangi.
April 14 at 1:21pm

22 April 2010 Robohan atap sudah dihilangkan tetapi dinding2 masih dibiarkan
22 April 2010

Harry Kawilarang
Bung Indra, rata-rata torang alumnus sekolah KRIS dari samau angkatan terpanggil untiuk biking bagus dan bangkitkan kembali kebesaran KRIS. Maar, apa mau dikata, selain guru-guru, juga pemilik KRIS yang merasa lebe berkepentingan, samua ide-ide ini nyand bis terwujud. Dus kase dorang pe mau jo. Kalo torang datang, dorang curiga mau iko campor dorang pe urusan. Ngana pe papa lei tau qta alumnus KRIS 1953-1960.
April 14 at 4:30pm

Lani Ratulangi
Saya sudah berupaya dengan usulan kepada Ketua Yayasan Perguruan KRIS.
Katanya waktu saya menyampaikan surat ini tahun 2009 ke Ir Edwin di DPRD, dia bilang dia mo beking taman kanak2 disana. Sampai sekarang bagimana (kita so 3 bulan di Mdo) jadi nentau itu keadaan. Mar mo tanya: Itu foto Bung Budi bikin kapan?…
Info lain ada di satu postingan mengenai “berdirinya Yayasan perguruan KRIS”   Postingan ini Disalin dari: “DR.G.S.S.J. RATU LANGIE & YAYASAN KRIS” oleh Dinas Museum dan Sejarah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 1978

ADA APA YA????? Di Gedung KRIS itu? 1/2 tahun lalu KKK masih memanggil Pengurus Yayasan…. Gak ditanggapi terus diundang lagi dengan kata2 kalo gak datang akan diberitahu Walikota. Eeeh, katanya Bpk Ketua kirim Oma2 yang dari Pengurus …..

Itu kabar terakhir yang saya dapat waktu di Jkt.

Sekarang Bung Ventje so ndak ada siapa ya mo dobrak?
April 14 at 6:14pm

Indra Rondonuwu
Shalom !

Bung Harry K. kalo saya perhitungkan paling sedikit masih ada sekitar paling sadiki ada 700 alumnus Perguruan KRIS yg masih aktif dan berada di masyarakat Indonesia. Saya usulkan saja torang beking REUNI AKBAR PERGURUAN KRIS tanpa memlihi siapapun dia baik yg Kristen, Katholik, Budha, Islam maupun tidak beragamapun dipersilahkan hadir. … See MoreBentuk panitia lengkap dan saya usulkan bung Harry dibantu dengan tentunya Ibu Lani Ratulangi bersaudara menjadi pelaksananya. Baru torang sama-sama mencarikan sponsor atau mendatangi Depdikbud. DKI, atau siapapun pengusaha Kawanua yg tergerak hatinya utk membangun kembali serta menyelamatkan sekaligus melestarikan peninggalan momentum sejarah dari Pahlawan Nasional DR. GJJS Ratulangi. Saya rasa masih banya Tou Minahasa/ Kawanua yg ingin membantu serta perduli apa-apa yg menjadi warisan yg tiada ternilai dengan materi dari para pahlawan MINAHASA ini. Bung Hary siapa lagi yg akan perduli kalau bukan torang dari alumnus dan para Tou Minahasa/Kawanua terutama generasi muda yg dinamis di jaman globalisasi serta demokrasi sekarang ini? Selamat berjuang bung serta para ALUMNUS PERGURUAN KRIS.
Tuhan memberkati kami semua.
April 15 at 1:05pm

Indra Rondonuwu
Mohon maaf salah ketik seharusnya DR. GSSJ. Ratu langie bukan DR. GJJS Ratulangi. Terima kasih.
April 15 at 1:10pm

Indra Rondonuwu
So itu torang musti minta bantuan pemerintah DKI bagaimana jalan keluar terbaik utk mengatasi hal yg lama tdk teratasi padahal hanya internal kelihatannya tetapi tentunya untuk “menggusur” anak-beranak sdh 4-5 turunan saya tdk “mudah” tapikan pasti ada SOLUSI yg pantas harus diberikan apakah Yayasan tdk akan mengadakan perbaikan struktur perbaikan … See Morebangunan yg tampaknya akan roboh tanpa ada pemeliharaan yg benar. Semoga jalan keluar secara musyawarah yg baik bisa ditempuh dan diberikan kepada seluruh penghuni keturunan guru maupun pegawai Perguruan KRIS tersebut. Wahalualam.
April 15 at 2:16pm

Penampakan sekeliling patung
Penampakan sekeliling patung

Harry Kawilarang
Jangang bicara gampang tuang. Masalah yang dihadapi skarang adalah konflik di dalam keluarga Oom Sam sandiri yang nyanda bersatu. Masing-masing punya kepentingan dan torang alumnus ndak bisa dan nemau iko campur.

Indra Rondonuwu
So itu torang musti minta bantuan pemerintah DKI bagaimana jalan keluar terbaik utk mengatasi hal yg lama tdk teratasi padahal hanya internal kelihatannya tetapi tentunya untuk “menggusur” anak-beranak sdh 4-5 turunan saya tdk “mudah” tapikan pasti ada SOLUSI yg pantas harus diberikan apakah Yayasan tdk akan mengadakan perbaikan struktur perbaikan … See Morebangunan yg tampaknya akan roboh tanpa ada pemeliharaan yg benar. Semoga jalan keluar secara musyawarah yg baik bisa ditempuh dan diberikan kepada seluruh penghuni keturunan guru maupun pegawai Perguruan KRIS tersebut. Wahalualam.
April 15 at 2:30pm

Lody F Paat
Saya termasuk orang Minahasa yang tidak tahu banyak tentang KRIS dan sekolah yang dikelola KRIS. Saya percaya para alumni SekolahKRIS berkeinginan “menceritakan” tentang Sekolah KRIS dan menceritakan KRIS kepada orang Minahasa yang berada di Jakarta.
April 16 at 2:39pm

Indra Rondonuwu
Banyak cerita suka duka pasti bung Lody, kalo anda mo lia sedikit utk tambahan pengetahuan tetant Perguruan KRIS silahkan buku beberapa website dari Perguruna KRIS atau website dari Zus Lani Ratulangi dan yg lain-lain menyangkut Perguruan KRIS. Selamat bung Lody. God bless.
April 16 at 5:35pm

Anjing yang menjaga patung, atau patung menjaga anjing
Anjing yang menjaga patung, atau patung menjaga anjing

Bert Toar Polii
Dubes Indonesia untuk AS Dorodjatun Kuntjoro-Jakti pada tahun 2001 menyatakan kedekatan Dubes dengan Sulawesi Utara atau Minahasa ini kembali diungkapkannya, disebabkan oleh pendidikan yang pernah dikecapinya di sekolah menengah Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) di Jakarta yang didirikan oleh Dr.Ratulangi, dengan guru-guru sekolah asal … See Morekawanua sepeti Tendean, Kaloke dan lain-lain yang telah menjadikannya orang yang berhasil. Pada perayaan HUT Kawanua USA yang pertama bulan Mei tahun lalu (2000) di New York, Dubes mengatakan bahwa tanpa pendidikan yang diperolehnya di sekolah KRIS tersebut dia tidak akan berdiri di hadapan masyarakat kawanua di New York sebagai Duta Besar RI di AS.
Dalam kesempatan malam itu Dubes menghimbau warga kawanua untuk turut memberikan bantuan finansial kepada sekolah KRIS yang sekarang sedang dipugar., Apakah rencana pemugaran ini tidak terwujud? http://www.kawanuausa.org/articles/14-kawanua-usa-beri-penghargaan-kepada-dubes-
April 16 at 5:55pm

Budi Lengkoan
Tamba akang oki jo dang , orang yg tahu Kebaktian pasti mengerti KASIH …..!
April 16 at 6:25pm

Lani Ratulangi
Kemarin saya baru ke Jkt. Eso2 kita mo lia itu patung 1/2 badan Alm. Ayah saya apa sudah dirapihkan atau belum. Sudah sejak Agustus 2008 saya memonitor itu keadaan disana. Ada apa ya. Itu sebenarnya JELAS bukan urusan keluarga mo dibikin apa gedung itu …. Itu urusan dari Yayasan Perguruan KRIS tetapi saya kasihan itu patung Alm. Ayah saya koq dijadikan penjaga mobil bisu saja
April 16 at 8:51pm ·

Lody F Paat
@Indra: Makase Brur informasinya.
April 16 at 11:19pm ·

Emilia Augustina Pangalila-Ratulangie
Gedung perguruan KRIS didahului oleh nama gedung PeKaSe.
Ialah Penolong Kaum Sulawesi. Organisasi di kelpalai oleh Nyonya Maria Ratulangie-Tambajong. Waktu perang dunia II, keselamatan isteri dan anak-2 ex-KNIL dijagai oleh PeKaSe diseluruh tanah Jawa. Pekerjaan, persekolhan dan kesehatan adalah pokok -2 yg dijagai.
Patung Ayah saya adalah semboyan usaha tersebut.
April 20 at 8:37pm ·

Lani Ratulangi
Terima kasih Zus yang memberikan info dari “first hand” karena merupakan saksi hidup dari hal2 yang terjadi digedung itu (1945-1950an). Kesedihan saya mengenai alam video ini.

Thu at 8:46am ·

Harry Kawilarang
Setahu saya patung Dr GSSJ Ratu Langie dilakukan atas inisiatif Gubernur DKI Tjokropranolo. Karena tidak ada tempat yang memungkinkan di sepanjang jalan GSSJ Ratu Langie. Selain itu Yayasan pendidikan KRIS tidak di dirikan oleh Oom Sam. Lagi pula Gedung Sekolah hanya menjadi kantor Oom Sam dalam kegiatan PKC sejak 1942-1945 dan menjadi markas … See Moreperjuangan Laskar KRIS. Sementara Oom Sam sendiri bersama keluara tinggal pada rumah nomor 10, bersebelahan dengan kediaman Ir Laoh, juga di Jalan yang sama (yang waktu itu adalah Jalan Asem Baru). Posisi Oom pada yayasan Perguruan KRIS sebagai lambang. Sementara pendiri yayasan terdapat antara lain. Mr AZ Zainal Abidin, Hans Pandelaki, Vetnje Sumual dan Engku Kaunang. Engku Kaunang sangat berperan dan di ikut sertakan karena memiliki ijazah guru waktu itu. Jadi, sekali lagi gedung Sekolah di nomor 28 sama sekali bukan kediaman keluarga Sam Ratu Langie, tetapi adalah milik Yayasan Perguruan KRIS yang dipimpin oleh Dr. Uki Sujoko-Ratu Langie. (Catatan Editor: Ketua Yayasan Perguruan KRIS adalah Ir. Edwin Kawilarang, Wakil Ketua Yayasan Perguruan KRIS adalah Ibu Yessy Sancha-Supit, dr Uki Rat Langie  adalah Anggauta Yayasan Perguruan KRIS, 14 Januari 2012)   HK
Thu at 9:07am

Indra Rondonuwu
Shalom !
Bung Harry K. kalo saya perhitungkan paling sedikit masih ada sekitar paling sadiki ada 700 alumnus Perguruan KRIS yg masih aktif dan berada di masyarakat Indonesia. Saya usulkan saja torang beking REUNI AKBAR PERGURUAN KRIS tanpa memlihi siapapun dia baik yg Kristen, Katholik, Budha, Islam maupun tidak beragamapun dipersilahkan hadir. … See MoreBentuk panitia lengkap dan saya usulkan bung Harry dibantu dengan tentunya Ibu Lani Ratulangi bersaudara menjadi pelaksananya. Baru torang sama-sama mencarikan sponsor atau mendatangi Depdikbud. DKI, atau siapapun pengusaha Kawanua yg tergerak hatinya utk membangun kembali serta menyelamatkan sekaligus melestarikan peninggalan momentum sejarah dari Pahlawan Nasional DR. GJJS Ratulangi. Saya rasa masih banya Tou Minahasa/ Kawanua yg ingin membantu serta perduli apa-apa yg menjadi warisan yg tiada ternilai dengan materi dari para pahlawan MINAHASA ini. Bung Hary siapa lagi yg akan perduli kalau bukan torang dari alumnus dan para Tou Minahasa/Kawanua terutama generasi muda yg dinamis di jaman globalisasi serta demokrasi sekarang ini? Selamat berjuang bung serta para ALUMNUS PERGURUAN KRIS.
Tuhan memberkati kami semua.

Lody F Paat
@Indra: Makase Brur informasinya.
April 16 at 11:19pm

Harry Kawilarang
Setahu saya patung Dr GSSJ Ratu Langie dilakukan atas inisiatif Gubernur DKI Tjokropranolo. Karena tidak ada tempat yang memungkinkan di sepanjang jalan GSSJ Ratu Langie. Selain itu Yayasan pendidikan KRIS tidak di dirikan oleh Oom Sam. Lagi pula Gedung Sekolah hanya menjadi kantor Oom Sam dalam kegiatan PKC sejak 1942-1945 dan menjadi markas … See Moreperjuangan Laskar KRIS. Sementara Oom Sam sendiri bersama keluara tinggal pada rumah nomor 10, bersebelahan dengan kediaman Ir Laoh, juga di Jalan yang sama (yang waktu itu adalah Jalan Asem Baru). Posisi Oom pada yayasan Perguruan KRIS sebagai lambang. Sementara pendiri yayasan terdapat antara lain. Mr AZ Zainal Abidin, Hans Pandelaki, Vetnje Sumual dan Engku Kaunang. Engku Kaunang sangat berperan dan di ikut sertakan karena memiliki ijazah guru waktu itu. Jadi, sekali lagi gedung Sekolah di nomor 28 sama sekali bukan kediaman keluarga Sam Ratu Langie, tetapi adalah milik Yayasan Perguruan KRIS yang dipimpin oleh Dr. Uki Sujoko-Ratu Langie. (Catatan Editor: Ketua Yayasan Perguruan KRIS adalah Ir. Edwin Kawilarang, Wakil Ketua Yayasan Perguruan KRIS adalah Ibu Yessy Sancha-Supit, dr Uki Rat Langie  adalah Anggauta Yayasan Perguruan KRIS, 14 Januari 2012)

HK

Emilia Augustina Pangalila-Ratulangie
Gedung perguruan KRIS didahului oleh nama gedung PeKaSe.
Ialah Penolong Kaum Sulawesi. Organisasi di kelpalai oleh Nyonya Maria Ratulangie-Tambajong. Waktu perang dunia II, keselamatan isteri dan anak-2 ex-KNIL dijagai oleh PeKaSe diseluruh tanah Jawa. Pekerjaan, persekolhan dan kesehatan adalah pokok -2 yg dijagai.
Patung Ayah saya adalah semboyan usaha tersebut.
Thu at 7:06pm

Lani Ratulangi
Terima kasih Zus yang memberikan info dari “first hand” karena merupakan saksi hidup dari hal2 yang terjadi digedung itu (1945-1950an). Kesedihan saya mengenai patung ayah saya kutuangkan dalam video ini.
Thu at 8:46am

Harry Kawilarang
Setahu saya patung Dr GSSJ Ratu Langie dilakukan atas inisiatif Gubernur DKI Tjokropranolo. Karena tidak ada tempat yang memungkinkan di sepanjang jalan GSSJ Ratu Langie. Selain itu Yayasan pendidikan KRIS tidak di dirikan oleh Oom Sam. Lagi pula Gedung Sekolah hanya menjadi kantor Oom Sam dalam kegiatan PKC sejak 1942-1945 dan menjadi markas … See Moreperjuangan Laskar KRIS. Sementara Oom Sam sendiri bersama keluara tinggal pada rumah nomor 10, bersebelahan dengan kediaman Ir Laoh, juga di Jalan yang sama (yang waktu itu adalah Jalan Asem Baru). Posisi Oom pada yayasan Perguruan KRIS sebagai lambang. Sementara pendiri yayasan terdapat antara lain. Mr AZ Zainal Abidin, Hans Pandelaki, Vetnje Sumual dan Engku Kaunang. Engku Kaunang sangat berperan dan di ikut sertakan karena memiliki ijazah guru waktu itu. Jadi, sekali lagi gedung Sekolah di nomor 28 sama sekali bukan kediaman keluarga Sam Ratu Langie, tetapi adalah milik Yayasan Perguruan KRIS yang dipimpin oleh Dr. Uki Sujoko-Ratu Langie. (Catatan Editor: Ketua Yayasan Perguruan KRIS adalah Ir. Edwin Kawilarang, Wakil Ketua Yayasan Perguruan KRIS adalah Ibu Yessy Sancha-Supit, dr Uki Rat Langie  adalah Anggauta Yayasan Perguruan KRIS, 14 Januari 2012)

HK
Thu at 9:07am

Emilia Augustina Pangalila-Ratulangie
Saya setuju dengan keterangan Harry Kawilarang. Tetapi jangan lupa bahwa suatu dasar kejadian-kejadian februari 1946 di Minahassa juga berdasarkan perasaan kebangsaan wanita-2 exKnil yang begitu dijagai oleh PeKaSe di bawah pimpiinan Maria Ratulangie-Tambayong. Anggauta BNI di Minahassa terutama ialah wanita-wanita ini dan anak-2 remaja!!!
Thu at 7:06pm

Parkiran yang pada malam hari tempat operasi kakilima restoran
Parkiran yang pada malam hari tempat operasi kakilima restoran

Lani Ratulangi
Betul Harry, cuma ada kesalahan kecil2: Rumah nr 10 didiami oleh Oom Frits Laoh atau sering dijuluki Oom Flaoh dan ia BUKAN Ir. Yang Ir blakangan tinggal di Jln Diponegoro sewaktu beliau mengerjakan Proyek Dermaga BITUNG. Mengenai Yayasan Pendidikan KRIS khan ada ceritanya panjangf lebar di web-ku.
Sekarang yang menjadi Ketua Yayasan itu adalah … See MoreIr. Edwin Kawilarang (GOLKAR) dan adik saya dr Uki Sudjoko-Ratulangi menjadi (aku gak tahu apa) dan konon yang wakil Ketua Yayasan adalah Ibu Yessy Sancha Bakhtiar-Supit. Yang juga kebagian disuruh kesana kemari adalah Ibu Kitty Ratulangi (untuk APA wa’llahualam).
Tadi saya nengok ke Jln SR 26-28: YA AMPUUUUUN! Nanti saya kirimkan videonya. Saya bikin foto dari Patung Ayah seperti ada air matanya menetes …..
Thu at 10:08pm

Harry Kawilarang
Mau ralat, mengenai pendiri Perguruan KRIS. Semula saya tulis Mr AZ Zainal Abidin, Hans Pandelaki, Ventje Sumual dan Engku Kaunang.
Seharusnya, Mr AZ Zainal Abidin, Hans Pandelaki, Pelly Supit dan Engku Kaunang.
Yesterday at 7:25pm

Emilia Augustina Pangalila-Ratulangie
Engku Kaunang adalah bekas guru dari PeKaSe. Jadi perguruan KRIS dapat dianggap sebagai penerusan usaha PeKaSe.
Yesterday at 7:51pm ·

Harry Kawilarang
Partisipasi Orang Minahasa Dalam Kancah Revolusi di Jawa

Ribuan orang Minahasa di Jawa turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia . Ribuan telah menyumbangkan darah dan jiwanya bagi tanah air. Mereka berjuang tidak atas perintah Yang Mulia Soekarno atau Yang Mulia Hatta, tetapi atas kemauan sendiri. Dr GSSJ Sam Ratu Langie (suratnya kepada guru-guru di Tondano, Desember 1945)

Masyarakat Minahasa Korban Aksi Teror…
Selang dua tiga hari setelah peristiwa Ikada 17 September 1945, Ketika itu Karel Tobing bersama dua pemuda dari Kelompok Tanah Tinggi pergi ke Jalan van Heutz (Teuku Umar) untuk menemui Nico Mogot, seorang teman yang menjanjikan “jatah” pembagian senjata bagi kelompok pemuda Tanah Tinggi (Purbaya-Nakula) . Tetapi teman yang dicari tidak di rumah, supaya lebih dekat kembali ke sana pada siang harinya, para pemuda meneruskan perjalanannya ke Jalan Lembang 17 untuk menemui keluarga Mamuaya untuk menanyakan nasib seorang teman yang di penjarakan di penjara Salemba. Mamuaja adalah pegawai tinggi “Gevangenis- Wezen” (penjara) departemen Kehakiman. Pada percakapan itu, para pemuda mendapat keterangan, semua tahanan yang tak berbahaya di Salemba dan Cipinang, secara berangsur akan dibebaskan. Mamuaja juga menjelaskan bahwa beberapa tahanan sudah di bebaskan Jepang, tepatnya mereka di beri kesempatan “melarikan diri”. Katanya, para petugas bangsa Indonesia selalu berusaha memberi kesempatan pada tahanan-tahanan tertentu untuk melarikan diri. Dia sangat menyesali tindakan para penculik bapak Mogot, kepala penjara Cipinang, yang tidak bertanggung jawab, karena sebagai kepala penjara dia selalu berusaha membela para tahanan. Tidak dapat dipercaya, bahwa dia seorang mata-mata Belanda. Pada masa penjajahan bapak Mogot adalah anggota Volksraad dan semasa Jepang dia di angkat menjadi kepala penjara Cipinang. Anaknya, pahlawan kemerdekaan Daan Mogot, gugur dalam sebuah pertempuran merebut gudang senjata Jepang di Pesing (Tangerang). Oknum-oknum yang tak dikenal telah menculik bapak Mogot dari rumahnya di taman van Heuts (Cut Meutiah) pada akhir bulan Agus­tus 1945. Ibu Margo Mamuaja adalah anggota pengurus yayasan amal Penolong Kaum Celebes (PKC). Setiap hari dia sibuk mengajar dan membimbing para ibu yang ditampung di Kramat 75.

Sementara Margo Mamuaya bercerita tentang usaha PKC, datang seorang pembantu yayasan dari Jalan Asem Baru 26 yaitu Weinur, yang tampak agak gugup. Tanpa memberi salam dia langsung mela­porkan, bahwa Tanjung Oost dan Tanjung West diserbu barisan “Banteng”. Penghuni-penghuniny a dirampok, malah ada yang ditelanjangi. Dia berkata, bahwa barisan itu membawa bendera merah berkepala “Banteng”. Suami isteri Mamuaja sangat kaget, lalu Mamuaya bertanya, apakah Piet Pantow, Cayus Gagola dan Bart Ratu Langie sudah mengetahuinya. Dia menjawab: “Belum. Mereka tidak ada di rumah”. Ibu Mamuaja menyuruh dia segera mencari mereka, supaya mereka mengambil tindakan. Setelah Weinur pergi, ibu Mamuaya menerangkan, bahwa semua penghuni kamp penampungan Tanjung Oost dan Tanjung West adalah keluarga para anggota KNIL, yang ditawan Jepang atau yang turut melarikan diri ke Australia dengan pejabat-pejabat pemerintah Hindia-Belanda. Supaya mereka jangan terlantar dan terpaksa melakukan perbuatan-perbua­ tan tidak baik, atas prakarsa Dr Ratu Langie dibentuk badan sosial PKC, yang oleh Jepang di izinkan mendirikan tempat-tempat penampungan di Tanjung Oost dan Tanjung West untuk orang-orang tuna wisma asal Sulawesi . Selanjutnya mereka dididik dalam berbagai ketrampilan. Yang trampil jahit-menjahit dipekerjakan di Kramat 75, dan kepada yang belum mempunyai ketrampilan khusus diberikan santunan, yang didapat dari sumbangan-sumbangan orang-orang Kawanua. Selang beberapa waktu Weinur datang kembali untuk memberitahukan, bahwa dia tidak berhasil menjumpai siapa pun. Hari sudah lewat tengah hari. Ibu Mamuaya bertanya pada tamu-tamunya apakah mereka dapat mengusahakan bantuan. Pada waktu itu dua orang pemuda Sulawesi datang ke Jalan Lembang, yang juga mengabarkan tentang terjadinya perampokan di kamp Tanjung Oost dan Tanjung West dan sekaligus untuk menyatakan kesediaan mereka untuk turut membantu. Jalan menuju Tanjung Oost dan Tanjung West harus melewati pos-pos penjagaan laskar-laskar rakyat. Jadi, jika benar laskar rakyat yang memusuhi orang-orang Manado , pemuda-pemuda Sulawesi tentu tidak akan mereka biarkan lewat begitu saja.

Pada waktu itulah Karel Tobing, seorang dari tiga pemuda Jalan Purbaya, meminta bantuan mobil dari seorang teman, Komisaris polisi Kanapi. “Kalau dia sendiri tidak punya mobil, mungkin di kantor ada yang dapat meminjam”, kata Karel Tobing menjelaskan gaga­sannya.

Selanjutnya, ketiga pemuda tamu itu pergi ke kantor pusat Kepolisian di Departemen Dalam Negeri di Noordwijk (sekarang Kantor Departemen Dalam Negeri) untuk menemui Komisaris Kanapi. Di sana para pemuda mengetahui bahwa pada hari itu Kanapi baru mengambil sebuah pickup Mercury dari sebuah kantor Jepang. Setelah para pemuda menjelaskan maksud kedatangan mereka, dia segera menyerahkan mobil itu. Di samping itu dia juga memberi dua buah pistol dengan beberapa butir pelurunya untuk membela diri, yang menurut keterangannya juga baru saja diambil dari kantor Jepang yang sama. Persoalannya sekarang ialah, siapa yang jadi sopir. Tidak ada yang mahir. Tobing dapat menjalankan mobil tetapi sama sekali belum mahir. Namun karena tidak ada yang lebih tahu, akhirnya Tobing yang menyetir. Akhirnya mobil sampai juga di Jalan Lembang dan kebetulan seorang dari dua pemuda Sulawesi tadi, Frits Runtunuwu, mahir membawa mobil. Kemudian mobil diserahkan padanya, supaya dia dapat mengungsikan wanita dan anak-anak Tanjung Oost dan Tanjung West tersebut. Setelah mengucapkan “selamat”, Tobing dan kawan-kawan hendak pergi menyelesaikan urusan mereka dulu ke Jalan van Heutz (kini Jalan Cut Mutiah) dengan janji pada sore harinya mereka akan datang lagi ke Jalan Lembang. Tetapi Margo Mamuaja yang merasa khawatir kalau nanti rakyat tidak akan membiarkan pemuda-pemuda Manado itu pergi ke Tanjung Oost dan Tanjung West, mendesak supaya mereka turut pergi. Akhirnya disetujui supaya Tobing turut membantu mengungsikan para wanita itu sedang dua temanya akan menyelesaikan urusan mereka. Sebenarnya tidak seluruh kabar yang didengar tentang pelaku-pelaku perampokan itu dapat dipercaya. Agak sulit diterima akal bahwa anak buah Dr. Muwardi mengadakan perampokan di kamp-kamp penampungan janda dan piatu. Namun emosi tidak menghiraukan pertimbangan akal waktu itu, maka untuk sementara Dr. Muwardi dituduh membiarkan anak buahnya merampok wanita dan anak-anak berdasarkan laporan bahwa perampok-perampok itu membawa-bawa bendera merah dengan gambar kepala Banteng.

Setelah melalui berbagai rintangan dan pemeriksaan, yang semuanya berlangsung dalam suasana persaudaraan, kelompok kecil itu tiba di Tanjung Oost. Melihat mobil memasuki kompleks kamp, para penghuninya lari menyembunyikan diri di tempat-tempat yang dianggap aman. Masing-masing memegang buntalan, sisa barang milik mereka. Mereka sangat ketakutan, curiga selalu siap melarikan diri. Keadaan mereka itu mengenaskan, terlebih anak-anak mereka. Di antara orang-orang yang lari itu tampak seorang ibu yang hanya mengenakan pakaian dalam. Rupanya dialah yang telah di jarah habis-habisan itu. Di antara mereka hanya terdapat seorang laki-laki tua, Oom Umboh, selain wanita dan anak-anak kecil. Frits Runtunuwu segera turun memanggil mereka. Mendengar suara yang dikenal, satu persatu mereka keluar dari tempat per­sembunyian. Tidak terlalu lama semua sudah kumpul kembali menden­gar maksud para pemuda itu. Frits menjelaskan, bahwa mereka datang untuk mengungsikan ibu-ibu itu ke kota . Rencana itu lang­sung di sambut dengan secara berebutan menaiki mobil. Pemuda-pemuda tak dapat menghalangi mereka. Maka kepada yang masih tertinggal, para pemuda berjanji akan segera kembali menjemput mereka.
Setelah angkutan pertama itu tiba di Jalan Lembang, ibu Margo Mamuaya me…….

Lody F Paat
@ Hari Kawilarang: “Partisipasi Orang Minahasa Dalam Kancah Revolusi di Jawa”.

Pada tahun sekitar 1978, kalau tidak salah ingat, dalam suatu diskusi di IKIP Jakarta, Rawamangun, saya mendengar Bung Tomo mengungkapkan bahwa pada peristiwa 10 November 1945 para pemuda dari Minahasa dan Ambon berjuang di barisan depan. Sayang, cerita seperti ini tidak ada di buku sejarah nasional kita. Saya hanya dicekoki dengan cerita bahwa orang Minahasa kaki tangan belanda.

Namun, setelah saya mendengar ‘cerita’ Bung Tomo, pengetahuan sejarah saya tentang orang Minahasa berubah….

Saya pikir kita harus menceritakan kembali tentang peran orang Minahasa dalam kemerdekaan RI. Misalnya, cerita tentang PeKaSe dan KRIS.
10 hours ago

Harry Kawilarang
Bung Lody, yang ngana baca dari qta pe tulisan ini adalah cuplikan dari naskah buku “MengIndonesiakan Indonesia: Dan Partisipasi Orang Minahasa Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.” Direncanakan akan terdiri dari 5 jild karena kalo biking satu talalu tabal (+/-2.200 halaman). Pokoknya dia pe isi sekitar 80% yang nyanda ada di text-book sejarah … See MoreIndonesia,. Karena text-book yang ngoni dapa cuma kepentingan rezim Soekarno maupun Soeharto yang melakukan “brain-washing” dengan tujuan Supremasi Jawanisasi, Mayoritas dan Sektarianisme. Qta juga mengangkat sejarah dari berbagai daerah en melihat Indonesia dari perspektif Minahasa.
2 hours ago ·

Lani Ratulangi
Bung Harry! Saya begitu asyik membaca ceritera Anda (seperti “live” nonton Video ) tiba2 koq berenti di: “… me” saya pikir ini pasti ada gangguan mo ada iklan lagi….
Kalo beking buku vor orang jaman sekarang jangan komang tabal2 deng berjilid2 ….. torang nembole bili so talalu mahal… deng vor anak2 muda jaman skarang lei, dorang nda ada waktu untuk duduk tenang2 membaca… mereka lebih perlu dan penting buat mereka adalah mengunjungi cafe atau “hang out” di mall …..
about an hour ago

————————————

Harry Kawilarang
Tante Lani, memang keliatang bagitu. Maar torang so nembole anggap enteng kemampuan anak muda masa datang. After all deng buku tipis, so paling gampang orang ba copy. Skarang ini, justru so tabobale. So, never under-estimate th coming generation.
Have a nice weekend,
HK

Lani Ratulangi
Thanks, Har. So butul jo ngana dalam hal ini. Diskusi ini tidak boleh berhenti disini saja. Dan saya merasa perlu menambahkan bahwa saya TIDAK PERNAH bersekolah di Sekolah KRIS tetapi diseberangnya yakni waktu itu Sekolah Kristen yang dipimpin oleh Ibu Kalangi….(Coba lihat sekolah itu sekarang… alangkah beda dengan gedung sekolah KRIS). Perlu … See Morejuga saya tambahkan bahwa saya tidak berkepentingan dengan APA saja yang akan dibikin disana tetapi jangan ditelantarlkan begitu, dongk! Saya diajar bahwa jika kita mengkerirtik sesuatu berikanlah juga usulan perbaikan …. Jadi sekali lagi saya sama sekali tidak ada PROYEK atau kepentingan apa disana, Bung Har. Dorang mo beking apa jo disana terserah mereka, asal beking “netjes” (istilah Belanda} dan rawat kasiang itu Papa pe patung…..
Tunggu jo kita pe video ada beking kalamarin dulu nanti sore kita upload ke FB ….
about a minute ago

Harry Kawilarang
OK tante Lani, cuma mau kase tahu, sekolah diseberang yang merupakan bagian dari PSKD ternyata juga prosesnya nyanda bagus. Seluruh sekolah eks peninggalan Belanda di Jakarta si manfaatkan oleh Siagian untuk menguasainya dengan menggunakan legitimasi DGI (skrg PGI) dan seluruhnya diluasai oleh dinasti Siagian.
So Long,
HK
11 hours ago

Lody F Paat
@ Harrry: Saya setuju dengan Bung. Buku tebal dan berjilid-jilid tidak perlu menjadi hambatan. Terpenting, orang Minahasa, turunan Minahasa campuran (spt, Minahasa+ Batak, Jawa+Minahasa) dapa baca sejarah dari perspektif orang Minahasa.
LIBERTE.
11 hours ago

Lani Ratulangi
Saya kira saya tidak perlu menggubriskan dorang (PSKD) pe urusan akan tetapi skolah KRIS membawa nama SAM RATULANGIE walaupun kini HANYA di patung dan kebetulan namaku juga Ratulangi….. Jadi aku peduli….
11 minutes ago

Lani Ratulangi
@Budi Lengkoan, mohon izin penggunaan foto untuk video.
6 minutes ago

Published by laniratulangi

I am a retired chemical consultant, now enjoying my "golden years", dedicating myself to all sorts of hobbies: reading, blogging, digging

3 thoughts on “Mengangkat lagi perihal Jalan Sam Ratulangi no 26-28

  1. @ HK, ………….. Daan Mogot, gugur dalam sebuah pertempuran merebut gudang senjata Jepang di Pesing (Tangerang). , ………… NB: sedikit ralat tentang peristiwa dan lokasi nya: ……. bukan di Pesing, Tangerang , tetapi di Desa Lengkong, Serpong (saat ini BSD, Kota Tangerang Selatan); Dimakamkan di TMP Taruna, Kota Madya, Tangerang; Dalam “Peristiwa Pertempuran Lengkong 25 Januari 1926” (yg di peringati setiap tahunnya , bersama Masy, Pemda dan Akmil Magelang)

  2. An eye-opener for me. Banyak kekosongan “terisi”. Thanks to Harry Kawilarang anda others.
    Membaca tindakan-tindakan para tokoh yang disebut di atas, tidak cukup untuk “dikagumi”. Ada baiknya generasi muda Minahasa “bercermin” pada mereka serta menyerap jiwa juang angkatan ’45 (dan sebelumnya, seperti Oom Sam Ratu Langi) untuk diterapkan dalam perjuangan bangsa abad ke 21 ini, yang pada saat ini digoncangkan oleh pertentangan-pertentangan horisontal.
    “Minahasa” berasal dari kata “Mina-Esa”. Bagaimana jiwa “Mina-Esa” itu dapat kita terapkan dalam mempersatukan bangsa yang saat ini sarat dengan berbagai konflik di segala bidang. Utopia…? TIDAK..! Asal ada KEMAUAN. “Where there is a WILL, therre is a WAY.
    Selamat berjuang.

Leave a reply to hans liando Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.