Sudah lama saya tidak menulis apa2 di blog saya….. bukan karena tidak ada bahan yang ingin saya “lepaskan” bukan…, namun kebetulan ada halangan karena satu kegiatan lain ……..
Sekali ini sudah tidak dapat kutahan luapan perasaan melihat derita yang sejak tanggal 15 Januari ini ditanggung banyak sekali penduduk Minahasa, khususnya penduduk daerah sekitar kota Manado….. kota yang (katanya) indah bagaikan mutiara dipinggir Samudera Pasifik.
Melalui berbagai media cetak maupun elektronik, kita yang masih ada sekedar ikatan… ikatan apa ya? dengan Minahasa menyaksikan gambar2 yang memilukan melihat daerah2 yang semakin lama semakin tergenang oleh curahan air yang berasal dari hujan yang tak henti2nya.
Kebetulan pada tanggal 15 Januari ybl pagi saya baca berita di FB dari temanku Veronica Kumurur bahwa anak2 sekolah di manado diliburkan sehari berkaitan dengan ada kemungkinan cuaca sangat buruk yang berasal dari topan (?) di Philipina akan menimpa kota Manado…. Pikiranku hebat juga Dinas Pendidikan yang cepat menyampaikan berita “Early Warning” menjadi “action” ke eselon2 bawah….
Pada malam hari itu putera saya berkata “Manado parah” lalu menceriterakan apa yang dilihat olehnya di TV. Keesokan harinya pagi2 saya buka netbook saya dan pada halaman2 FB melihat foto2 dab juga video yang dibuat saksi mata yang berkat BB, iPad atau iPod dll dapat dikirim. Alangkah menyedihkan,,,,, Dan saya melihat kembali tahun 2007 Januari, desa Ranowangko “anyor” kata orang disana maksudya “hanyut”….. mereka visualisasi kepada saya bagaimana mereka melihat kulkas dll. perabot rumah tangga mereka terapung2 meninggalkan mereka…. Untung beberapa oma2 yang tidak terlalu cepat tanggap bisa dibantu oleh bebrapa orang muda sehingga selamat. Saya ingat juga bagaiman temanku Joseph Karamoy (waktu itu masih aktip bekerja di rig di Laut Cina) pada saat cuti mengumpulkan dana dan sumbangan2 lainnya dari masyarakat Jakarta yang dibawanya sendiri ke “TKP” Tempat kejadian peristiwa banjir itu. Waktu semua barang2 diserahkan pun ada foto2nya….
Saya teringat juga bahwa pas tanggal 26 Januari 2013 saya ke Jakarta bersama suami setelah mengalami badai beberapa hari sehingga jetty kami porak poranda. Namun keesokan harinya yakni tanggal 27 Januari 2013 dilaporkan banjir dan longsao di daerah Tombariri dekat pantai sehingga memutuskan hubungan Tumpaan ke Tomohon sehingga seorang saudara saya yang sudah beli tiket untuk ke Jakarta terpaksa naik ojek mengambil jalur Popontolen, Poopoh yang walaupun jalanannya agak terendam masih dapat dilalui….
Timbul dipikiranku….. apakah musibah2 sejenis yang secara periodik menimpa daerah”ku” yang dinamakan Minahasa (SULUT) tidak dapat diantisipasi atau dihadapi lebih rasional?. Apalagi mengingat adanya pemanasan global dan pengaruh2 lain “kata orang”, mungkin akan dapat memberikan musibah yang lebih dahsyat lagi.
Musibah2 seperti ini tidak boleh dianggap sepele atau setengah hati dan nanti, setelah badai berlalu….. menjalankan “business as usual”. Kita selaku orang yang beragama dan berakal harus berdoa dan bekerja memikirkan bagaimana menghadapi masa depan agar bisa siap tanggap menghadapi apa yang mungkin akan terjadi.Di Sulawesi Utara cukup banyak ahli2 diberbagai bidang yang jikalau diberi kesempatan berkarya, atau di DENGARkan saja bisa menyumbang buah fikiran dan hasil kerja mereka. Saya lihat bahwa mereka sepertinya TIDAK DIHARGAI bahkan mungkin terkadang dianggap sepele dan disuruh ber-litbang saja (yang sebagaimana Anda dan saya ketahui artinya “sulit berkembang”.
Saya juga amati sesuatu yang lucu sewaktu masih agak lama di SULUT ini….. yakni gejala bahwa “Government can do NO WRONG” dpl Pemerintah atau Aparatur IS ALWAYS RIGHT yang mengimplikasikan juga THEY will do it THEMSELVES and according to THEIR WAY….. dan itu tentunya adalah sangat bagus kalau “THEIR WAY” is the appropriate way and most of all ARE THEY ABLE to do it their way ?? Juga kuamati pejabat Pemrintah Daerah berkelakuan bagaikan “little gods and godesses” apalagi bagi eselon2 atas……..
Diantara beberapa dari ahli2 yang perlu didengarkan adalah temanku Veronica Kumurur ……
Dibawah ini beberapa gambar hasil studi oleh DR Ir. Veronica Kumurur (Dosen UNSRAT) yang dibuat berdasarkan data/material yang ada padanya (Gambar dapat di klik lalu diperbesar) :


PENDERITAAN MASYARAKAT yang MENJADI KORBAN BANJIR MANADO
(Semua gambar dari internet)






Gambar 9, Memindahkan korban2 ke penampungan…….

SEMOGA BADAI 2014 SEGERA BERLALU dan kita bisa menarik pelajaran dari berbagai kejadian2, lalu mempersiapkan suatu pola untuk masa depan yang lebih cerah
NEXT
Excellent Lani….Many thx!!! Kita pe komentar di beberapa alamt FB yang lain (a.l. SRM) tentang pengalaman tahun 1996 waktu LSM kami bersama LSM2 Lingkungan Hidup yang lain memprotes reklamasi Pantai Manado karena AMDALnya Amburadul (hehehe)……torang dikalahkan oleh Pemda, DPRD dan Business people yang berduit!!! We have anticipated the disaster of Manado now at that time if the ‘demonic’ economical development in Manado does not follow the concept of a ‘Sustainable Development’ approach which is a comprehensive and integrated approach of all sectors!!! What Veronica Kumurur has presented is indeed very viable and excellent which is an analysis of what has been anticipated before!!! Therefor the authorities should learn from these sad experience and try to improve….if it’s not too late!!! Regards
I agree with Bert Supit and actually I herewith propose that 2 months after this a forum should be held publicly to gather the findings and propose steps to the local authorities to be committed to prevent such disasters from happening again in the future
Mengapa bencana banjir dan tanah longsor harus terjadi lagi Januari 2023?