Hari2 terakhir bersama MILLY

Memang sudah lama berselang tetapi keadaannya begitu unik dan mungkin unfuk para anggauta keluarga hal2 yang saya akan laporkan akan menarik.

Saya teringat bahwa ditahun 1995 pada suatu hari saat saya bertelepon dengan kakak saya tiba2 dia berkata bahwa dia mempunyai idee “Yuk kapan2 kita peringati waktu keluarga kita di-internir ke Serui”

Dan saya pikir “Not a bad idea” karena dalam hati saya memang kejadian yang kami alami pada “pembuangan” kami memberikan nuansa yang unik dalam kehidupan masing2 kami sehingga ada kerinduan kepada saat2 itu rupanya…… Maka demikianlah bola bergulir dan didukung oleh suami saya membantu dalam hal ini dengan menjadi Ketua Panitia sedangkan saya menjadi sekretaris. Kegiatan persiapan ada di postingan saya di WordPress.

Enam bulan sebelum hari H suami saya bersama saya berkunjung ke Serui untuk melihat keadaan saat itu di Serui. Dibawah ini beberapa foto pada Februeri 1996.

Waktu berkunjung ke desa nelayan
Danau air laut yang terkurung
Gedung SILAS PAPARE
Gedung IBUNDA IRIAN
Berkunjung ke pulau MAWAMPI
Menikmat ikan bakar yang dibeli dari nelayan
Sewaktu pulang diantar kawan2: Bp. Samori dan Dokter Octo

Kami juga mengadakan rapat bersama staf dari Bupati yang saat itu adalah Bp. Samori untuk mengukuhkan kerja sama dalam rangka persiapan2 program.

.https://laniratulangi.wordpress.com/2009/09/09/sarasehan-syukuran-makasar-serui-1996/..

Pokoknya Sarasehan di Makassar berjalan lancar dengan pembicara2 yang kebanyakan memberi sumbangan karena mereka adalah sahabat2 sekelas dari Milly, seperti misalnya Profesor2 Katili, Mochtar Kusuma Atmadja dll. Sehingga pada tanggal 31 Juli rombongan kami dapat berangkat dari Makassar ke Biak naik pesawat udara. Saya ingat keberangkatannya adalah malam hari sehingga tiba di Biak pada pagi hari setelah mana kami check in ramai2 dalam satu hotel yang relatip kecil untuk menunggu kesiapan kapal yang khusus disewa oleh masyarakat Serui untuk membawa kami dari Biak ke Serui. Sebelum berangkat setelah makan malam masih diadakan ibadah sederhana di hotel. Pada waktu naik ke kapal hari telah malam agar direncanakan tiba di Serui pada pagi hari dimana akan disambut oleh masyarakat setempat dengan perahu2 sambil menyanyikan lagu2 khas Serui.

Mengenai pembagian penggunaan kabin2 telah diatur oleh Panitia. Empat orang Ibu2 yakni kedua kakak saya Zus (Emilia Pangalila-Ratulangi) dan Milly bersama Dongky Rorimpandey dan Niniek (asisiten saya0 bersama2 ramai2 disatu kabin sedang yang lain2nya (ada beberapa kawan2 dari Makassar) pokoknya rombongan kita mungkin 25 orang kesemuanya anak2 mantan “interniran” plus rekan2nya. .

Menjelang subuh saya yg kebagian kabin bersama suami mendengar satu suara yang menanyakan: “Kamar kecilnya dimana, ya” Ternyata itu suara Milly dan karena saya dengar dia toch sudah bangun saya join ke kabin mereka dimana saya lihat Zus sedang pules tidur sedangkan Dongky Rorimpandey sedang membaca2 majalah. Saat itu Milly masuk kembali dari toilet dan bersiap2 mau naik ke ranjang diatas (Karena beliau dan Niniek paling muda dari keempat Ibu), namun belm naik2 keatas karena rupanya Milly mencari sesuatu dibawah bantal. Maka Dongky menanya: “Milly wat zoek je toch? Milly apa sih yang kaucari?” lalu dijawab oleh Milly: “Ik zoek mijn spuitje. Saya mencari semprotanku” “Ga dan zillen. Sebaiknya duduk saja” Lalu Milly duduk dipinggiran ranjang Dongky, tetapi langsung kolaps rebah sehingga ia berada diatas dada Dongky, …….

Dongky dari profesinya adalah perawat dan ia panggil2 Zus, ” Zus, zus, zus” tetapi suaranya kecil karena dadanya tertindih oleh Milly. Zus dari profesinya adalah dokter medis, akhirnya bangun, dan langsung mengerti keadaannya, ia menyuruh saya membantu merebahkan Milly terlentang diruang lantai antara kedua ranjang, dan Dongky bisa bangun. Lalu kedua mereka berupaya membangunkan Milly sesuai yang mereka ketahui dari profesi masing2. Tetapi ternyata mereka tidak berhasil ………

Demikianlah saat2 erakhir dari Milly. Dan selanjutnya berita meninggalnya Milly kita beritahukan kepada seluruh rombongan pada pagi hari dan seluruh acara penyambutan dijalankan sebagai direncanakan namaun TANPA nyanyian sehingga menjadi khidmat sekali. Sesampai di dermaga telah banyak orang yang sudah diberitahu bahwa ada perubahan acara dan Bp. Samori selaku Bupati setempat memberikan sambutan yang sesuai.

Jenazah Milly dibawa ke RS Serui sedangkan saya ikut ke rumah Bupati untuk menelpon beritanya kepada Mas Djoko yang beruntung masih dirumah. Setelah tersambung maka berkatalah aku: “Mas Djok, ada berita duka…..” , “Siapa” ,tanya Mas Djoko: “Milly” jawabku lalu menyerahkan telepon ke suami saya untuk menerusksn diskusinya…….

SELAMAT JALAN MILLY

Jakarta 5 Juni 2022

INDONESIA DALAM GELORA INTERNASIONAL (1949)

Dengan maksud untuk lebih memperkenalkan pemikiran Ayah saya: SAM RATULANGIE maka saya kini meREBLOG tulisan diatas.

laniratulangi's avatarLaniratulangi's Blog

Tulisan terakhir yang tak terselesaikan, dari tangan Dr. G.S.S.J. Ratu Langie ditahun 1949

Indonesia dalam Gelora Internasional

PENDAHULUAN(*)

I.             Aliran Atas

Faham liberal mendjadi filsafat – dasar dari bentuk sosial – politik Eropah-Barat dan Amerika dalam abad XIX. Berdasarkan filsafat kesusilaan ini kemudian berkembang suatu susunan social- ekonomi jang berbentuk free – trade liberalism, ialah kebebasan dalam mentjari nafkah dan jang kemudian mendjelma dan mendjadi kapitalisme.

Dilihat dari sudut politiek maka kemungkinan berkembangnja faham kapitalis itu ditjiptakan oleh Revolusi Perantjis. Apakah kapitalis itu pada hakekatnya susunan sosial-ekonomis seperti yang dimaksudkan oleh para pemikir revolusioner dari abad ke 18 itu masih disangsikan dan pula bukan tempatnja disini mendahului hal itu. Tetapi suatu kenjataan ialah bahwa Revolusi Perantjis dengan akibatnja berupa perobahan-perobahan sosial dan politik diseluruh Eropah memungkinkan tumbuhnja faham kapitalis.

Untuk tumbuh ini dibutuhkan, pertama kemerdekaan politik dan sosial dari individu (seseorang) sebagai anggota dari masjarakat dan sjarat kedua, bahwa tiap anggota dari masjarakat mendapat…

View original post 5,733 more words

Testimoni Bpk. B.J. Habibie



Dalam buku “Menuju Cahaya”, yg baru diluncurkan Minggu lalu, dihadiri Presiden, Wapres dan Kabinet Kerja.

“Ia Teguh di dalam Niat Baik”

Saya mengamati gerak juang Presiden Jokowi dan saya akui saya kagum kepadanya. Sebagai orang yang juga pernah memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Indonesia, saya tahu, tidak mudah memimpin Indonesia. Negeri kita memiliki persoalan yang kompleks di berbagai bidang: politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial, dan sebagainya. Banyak sekali pekerjaan rumah yang tak terselesaikan dan senantiasa menjadi tantangan berat bagi Presiden Republik Indonesia.

Tapi, Jokowi dengan sangat tenang membuat strategi yang cerdas dan mengurai satu per satu permasalahan di negeri ini. Jelas tidak mudah. Tapi, ia konsisten dan penuh komitmen melakukan niat baiknya. Dengan teguh, ia laksanakan apa yang menurutnya akan menjadi hal terbaik bagi rakyat Indonesia dan ia buktikan itu dengan proses yang penuh kesabaran.  Ia begitu banyak melakukan perjalanan ke daerah untuk memastikan semua proyek dan program pemerintah bagi rakyat bisa terselesaikan dengan baik. Ia memastikan segalanya ada di rel yang baik.

Sepanjang itu, ia digempur oleh kritikan, caci maki, dan penghinaan. Tapi, inilah hebatnya, ia tetap teguh berjalan dan mampu menahan diri. Ia mampu mengelola emosinya sehingga segala serangan itu tidak mengubah diri dan niat baiknya. Ia hadapi keadaan yang tajam dan penuh guncangan itu dengan kesabaran yang luar biasa. Kerja keras, niat baik, dan kesabaran adalah ciri kepemimpinan Jokowi yang sangat menonjol. Indonesia di dalam kepemimpinannya sedang dibawa menuju arah yang baik. Oleh sebab itu, saya setuju buku ini diberi judul  Menuju Cahaya. Ya, kita memang sedang diajak melangkah menuju terang.

Tantangan berat di depan nanti adalah bagaimana membangun manusia Indonesia yang tangguh di dalam alam kemajuan yang sangat agresif dan mengelola kekayaan alam nusantara agar mampu menyejahterakan rakyat secara adil. Saya yakin, Jokowi akan sanggup menciptakan hal-hal indah dan mengagumkan bagi negeri ini.

Sebagai mantan Presiden Republik Indonesia dan bagian dari rakyat Indonesia, saya berterima kasih memiliki Presiden seperti dirinya.

Bagi saya, Jokowi sudah seperti anak saya sendiri.

Saya sangat mencintainya.

Demikianlah Testimoni Habibie tentang JOKOWI

Yang muda dan yang tua…….

KEJUJURAN adalah yang PALING PENTING.

Anak2 dan Cu4 berlibur ke Nusa Penida dan Uluwatu

Enak ya jalan2 berlima sekeluarga…….

Di NUSA PENIDA

Di ULUWATU, Bali

Menyaksikan pentas RAMAYANA di Uluwatu

Penonton sampai 1.00 orang lebih…..

Hanoman KEREN !

Hanoman ditangkap namun dapat selamay ……..

Penonton dari aneka bangsa……..

….. dan juga anak cucuku……..

Demikianlah foto2 yang diterima dan aku menjaga rumah bersama Madja……..

DIES NATALIS UNSRAT ke-57, Bagian ke II

21 November 2018

Acara Perkenalan.

Sehari sebelum Acara Puncak, kami diundang oleh REKTOR UNSRAT,. Ibu Prof. Ellen Kumaat untuk berkenalan dengan para DEKAN FAKULTAS2 UNSRAT sambil menikmati makan siang direstoran pinggir laut. Acara sangat meriah dan menyempatkan pula agar ilmuwan2 yang pintar mengayunkan dendang aneka ritma menghibur kita semua……







Kalo mo ba-selfie samua senang…..

ALBUM aneka foto Dies yang lain aku temukan

SELAMAT HARI NATAL dan SELAMAT TAHUN BARU
Setelah Arara Resmi selesai


DIES NATALIS UNSRAT ke 57, Bagian ke-1

22 November 2018

Alangkah berbahagianya saya sewaktu menerima UNDANGAN untuk menghadiri Dies Natalis ke-57 Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Ini adalah satu kehormatan bagi saya diundang dan menyampaikan beberapa patah kata. Dibawah ini berbagai foto beserta keterangannya.

Foto lengkap yang memperlihatkan segenap panggung lengkap..






Sesuai acara maka ini adalah aku lagi ber”pidato”

Ternyata podest yang disediakan terpaksa harus saya tinggalkan agar dapat melihat apa2 yang diproyeksi

 Gubernur SULUT Bpk Olly Dondokambey menyampaikan sambutan

Suasana di Aula UNSRAT


Setelah bagian resmi selesai maka digelar  Acara Tiup Lilin dan Makan Siang bersama

Pada kesempatan itu maka saya teringat akan satu permohonan yang pernah didiskusika antara keluarga anak2 keturunan SAM RATULANGIE yang adalah sebagai berikut: Alangkah indahnya jikalau diarea Makam dan Monuman di Tondano disediakan satu perpustakaan dimana diupayakan agar segenap tulisan2 dari Sam Ratulangie dikumpulkan agar dapat dibaca oleh masyarakat luas.  Disamping itu koleksi buku2 pribadi dari anak dan cucu dapat dikumpulkan pula ditempat itu

Misalnya nama perpustakaan ini:

                                                PUSTAKA SAM RATULANGIE,                        PUSAT DATA DAN INFORMASI ILMIAH, TONDANO

Perpustakaan ini dikelola oleh seorang pustakawan profesional yang siap melayani berbagai permohonan informasi, baik yang ada ditempat maupun yang ada di perpustakaan lain didalam dan luar negeri melalui internet. Disamping itu akan diperlukan pula layanan audio-visual untuk kunjungan berkelompok.

Yang sangat membahagiakan saya adalah bahwa taggapan Bpk. Gubernur secara spontan adalah bahwa beliau setuju dengan permohonan yang kami ajukan ini, Bahkan ternyata bahwa setelah beliau meninggalkan Acara Dies, langsung menelpon kepada kami agar segera menemui Bupati Minahasa, Bpk. Ir. R.O.Roring yang kebetulan berada di Kantor Gubernur untuk memberi follow up atas persetujuan yang tadinya diberikan.

Maka oleh karena itu kami dengan diantar oleh Bp. Pankie Pangemanan segera berangkat ke kantor Gubernur dab menemui Bpk Bupati dan Wakil Bupati diruang tamu Gubernuran seperti dapat dilihat di foto2 berikut.

 

Ternyata Bpk Bupati dan Wakil Bupati sedang didepan gedung bercakap2 dengan para wartawan waktu kami tiba.
 
Agar tidak bertele2maka kami berkumpul di ruang pterima tamu Gubernuran untuk memulai diskusi

Saya sangat terkesan akan perhatian serius yang diberikan oleh kedua Bapak2 Pejabat Kabupaten Minahasa.

Hal ini tentu sangat menggembirakan bagi saya.

Monumen dan Makam Sam Ratulangie difoto dari atas.

Waktu kembali ke Jakarta maka langsung kami kabarkan berita indah yang membahagiakan kami semua kepada para saudara2 anak cucu SAM RATULANGIE> 

BAGIAN ke-II menyusul selekasnya.

NUSA PENIDA (keindahan negeriku yang masih tersembunyi )

Dibulan Mei kemarin, cucuku EWALDO yang sedang bekerja dinegeri dewata punya ide untuk jalan2 bersama kawan2 sekerjanya berpetualang dengan backpack.

Tujuannya adalah NUSA PENIDA. Dan seperti kata orang ………. BEAUTY needs no words! Maka dibawah ini foto2 yang ia buat dan kirim ke kami sekeluarga………..

img-20180415-wa0002img-20180415-wa0004img-20180415-wa0001img-20180415-wa0005img-20180415-wa00031

By GA 627 from MANADO to JAKARTA, May 2nd 2018

Waiting to check in at the GARUDA counter.
On the left side the over crowded Lion Air Check in counter….. .

THE SINGLE SENIOR TRAVELER

Traveling has always been my enjoyment. When at previous times active as a professional, later as a senior couple…… It was always exciting. I have written various postings about my experiences…… However now it is different…. Being 85 years old it need some technical adaptations. But the spirit is still high.

Now I am waiting for the counter to open be able to deliver and receive my luggage tags of which I have two pieces. Silly girl. This should be a lesson for me the next time’

My fellow travellers from Manado to Jakarta includes (I guess) a group of Chinese schoolgirls. Also 6 young cadets i suppose going for a training course.

It did not took long or the girls asked for an opportunity to be able to make a picture with the young men. And I enjoyed to see that young people apparently are the same not depending on race or ethnicity.

Sam Ratulangie Airport Gate 1

Chinese schoolgirls posing with a group of cadets.

A SMALL INCIDENT

wp-1525445154152..jpeg
My e-ticket and boarding pass

After safe arrival at home in Jakarta and 2 days of rest I remember that I want to write about something that happened to me on this flight. Although I have traveled around a lot both to domestic as well as overseas destinations, but my experience during this flight was quite unique so that I thought that I have to add it to this posting.

Upon takeoff I had a look at the beautiful new movie by Disney – PIXAR about little Miguel and his guitar. I had my dinner, and my plate was taken away and I became fully absorbed in viewing the movie. Suddenly one of the many female flight attendants came rushing passed my aisle seat and smacked down, without any comments. 3 plastic packages on my still open table.

I inspected the packages and found out that each of them contained a bun that seemed stale because it showed a few light green and red coloration that is a sign of the buns being not too fresh.   I waited a while to see if the other passengers were also been given the same “bonus”, but that was not the case. I therefore called another (still rushing around) female attendant and gave her the three buns whilst asking her why I was given this non-requested present, also saying that I did not asked for it and also do not want it. I also said that the way in which the he buns were smacked down on my table was not polite and a sign of bad manners. I asked her to report this incident to her superiors, which she did.

Soon the purser came and I reported the happening. He offered his excuses but the expression on his face did not appear to be too sincere, rather having a bit of fun having to offer his apology, which shows me to be more of a defensive reaction than of truly being sorry of the happening. This observation I also made of the over polite request by the other flight attendant on their apologies, that was bordering to cynicism of having to put a formal excuse to what happened.  

Anyway I said that it is indeed shameful for a passenger who, after all, has paid money for the flight, to be treated this way by a flight attendant.

Hopefully this little affair can get the attention way up to the people in charge with educating the flight attendants to teach them that the customers are STILL KING, and should be treated at least politely.

After a few years I see that the last part was gone sothout any explanation. OK anything might have happened and I will cbeck it out later